Keesaan Tuhan Dalam Agama Islam


Segala puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, izin dan karuniaNyalah sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Dalam makalah ini, kami membahas beberapa pokok pembahasan tentang Keesaan Tuhan Dalam Agama Islam.

            Kami berharap makalah yang kami susun ini, dapat memberikan penjelasan kepada teman-teman bahwa dalam pandangan islam Tuhan itu esa, dan tidak ada suatu apapun yang setara dengan Tuhan.

            Terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini, baik bagi saudara-saudara yang telah menyiapkan beberapa informasi di jejaring sosial, khusunya bagi guru pembimbing kami yang telah membantu memberikan arahan dalam penyusunan makalah ini.

Semoga Bermanfaat!!

Langsung aja ke link lengkapnya : Preview  Unduh

Mengenal Allah 'Azza Wa Jalla

Apabila anda ditanya: "Siapakah Tuhanmu ?", Maka katakanlah: "Tuhanku adalah Allah yang telah memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan segala ni’mat yang dikaruniakan-Nya. Dan Dialah sembahanku, tiada bagiku sesembahan yang haq selain Dia."
Allah ta’ala berfirman:
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-fatihah: 2).
Semua yang ada selain Allah disebut alam, dan saya (juga anda) adalah bagian dari semesta alam ini.

Selanjutnya, jika anda ditanya: "Dengan perantaraan apakah anda mengenal Tuhan ?".  Maka hendaklah anda menjawab: "melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya. Diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah: malam, siang, matahari dan bulan. Sedangkan diantara ciptaan-Nya ialah: tujuh langit dan tujuh bumi beserta segala makhluk yang ada di langit dan di bumi serta yang ada di antara keduanya."Allah ta'ala berfirman:
Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS.  Fushshsilat: 37).                                                             
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang, yang mengikutinya dengan cepat. Dan (diciptakan-Nya pula) matahari , bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah Tuhan semesta alam.” (QS. Al-A’raf: 54).

Tuhan inilah yang haq untuk disembah. Dalilnya, firman Allah ta’ala:
                                                                         
 “Hai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan air hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 21-22).

Seperti kita ketahui pula, bahwa dengan memperhatikan tanda - tanda alam ini juga Nabi Ibrahim 'alaihi salam mengenal Allah.

Ibnu Katsir rahimahullahu ta’ala, mengatakan: hanya pencipta segala sesuatu yang ada inilah yang berhak dengan segala macam ibadah.
Dan macam-macam ibadah yang diperintahkan Allah itu, antara lain: Islam, Iman, Ihsan, do’a, khauf (takut), raja’ (pengharapan), tawakkal, raghbah (penuh minat), rahbah (cemas), khusyu’ (tunduk), khasyyah (takut), inabah (kembali kepada Allah), isti’anah (memohon pertolongan), isti’adzah (memohon perlindungan), istighatsah (memohon pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan), dzabh (menyembelih), nazar, dan macam-macam ibadah lainnya yang diperintahkan oleh Allah.
Allah Subahanahu wa ta’ala berfirman:
                   
 “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah Allah).” (QS.  Al-Jin: 18).
Karena itu, barangsiapa yang menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain Allah, maka ia adalah musyrik dan kafir. Firman Allah ta’ala:
         
Dan barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.” (QS. Al-Mu’minun: 117).
Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates