Keesaan Tuhan Dalam Agama Islam


Segala puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, izin dan karuniaNyalah sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Dalam makalah ini, kami membahas beberapa pokok pembahasan tentang Keesaan Tuhan Dalam Agama Islam.

            Kami berharap makalah yang kami susun ini, dapat memberikan penjelasan kepada teman-teman bahwa dalam pandangan islam Tuhan itu esa, dan tidak ada suatu apapun yang setara dengan Tuhan.

            Terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini, baik bagi saudara-saudara yang telah menyiapkan beberapa informasi di jejaring sosial, khusunya bagi guru pembimbing kami yang telah membantu memberikan arahan dalam penyusunan makalah ini.

Semoga Bermanfaat!!

Langsung aja ke link lengkapnya : Preview  Unduh

Mengenal Allah 'Azza Wa Jalla

Apabila anda ditanya: "Siapakah Tuhanmu ?", Maka katakanlah: "Tuhanku adalah Allah yang telah memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan segala ni’mat yang dikaruniakan-Nya. Dan Dialah sembahanku, tiada bagiku sesembahan yang haq selain Dia."
Allah ta’ala berfirman:
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-fatihah: 2).
Semua yang ada selain Allah disebut alam, dan saya (juga anda) adalah bagian dari semesta alam ini.

Selanjutnya, jika anda ditanya: "Dengan perantaraan apakah anda mengenal Tuhan ?".  Maka hendaklah anda menjawab: "melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya. Diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah: malam, siang, matahari dan bulan. Sedangkan diantara ciptaan-Nya ialah: tujuh langit dan tujuh bumi beserta segala makhluk yang ada di langit dan di bumi serta yang ada di antara keduanya."Allah ta'ala berfirman:
Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS.  Fushshsilat: 37).                                                             
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang, yang mengikutinya dengan cepat. Dan (diciptakan-Nya pula) matahari , bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah Tuhan semesta alam.” (QS. Al-A’raf: 54).

Tuhan inilah yang haq untuk disembah. Dalilnya, firman Allah ta’ala:
                                                                         
 “Hai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan air hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 21-22).

Seperti kita ketahui pula, bahwa dengan memperhatikan tanda - tanda alam ini juga Nabi Ibrahim 'alaihi salam mengenal Allah.

Ibnu Katsir rahimahullahu ta’ala, mengatakan: hanya pencipta segala sesuatu yang ada inilah yang berhak dengan segala macam ibadah.
Dan macam-macam ibadah yang diperintahkan Allah itu, antara lain: Islam, Iman, Ihsan, do’a, khauf (takut), raja’ (pengharapan), tawakkal, raghbah (penuh minat), rahbah (cemas), khusyu’ (tunduk), khasyyah (takut), inabah (kembali kepada Allah), isti’anah (memohon pertolongan), isti’adzah (memohon perlindungan), istighatsah (memohon pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan), dzabh (menyembelih), nazar, dan macam-macam ibadah lainnya yang diperintahkan oleh Allah.
Allah Subahanahu wa ta’ala berfirman:
                   
 “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah Allah).” (QS.  Al-Jin: 18).
Karena itu, barangsiapa yang menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain Allah, maka ia adalah musyrik dan kafir. Firman Allah ta’ala:
         
Dan barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.” (QS. Al-Mu’minun: 117).

MENGENAL NABI SAW SECARA SINGKAT

Mengenal Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam


Beliau adalah Muhammad bin Abdullah, bin Abdul Mutthalib, bin Hasyim. Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab termasuk keturunan Nabi Ismail, putera Nabi Ibarahim Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan  kepada Nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam.
Beliau berumur 63 tahun; diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi Nabi dan 23 tahun sebagai Nabi serta Rasul.
Beliau diangkat sebagai Nabi dengan “Iqra” ( )dan diangkat sebagai Rasul dengan surah “Al- Mudatssir.”
Tempat asal beliau adalah Makkah. Beliau diutus oleh Allah untuk menyampaikan peringatan untuk menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid. Firman Allah ta’ala:
Wahai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu sampaikanlah peringatan. Dan Tuhanmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah)  Tuhanmu bersabarlah.” (QS. Al-Mudatstsir:1-7).
Pengertian:
“Sampaikanlah peringatan”, ialah: menyampaikan peringatan untuk menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid.
“Tuhanmu Agungkanlah”: agungkanlah Ia dengan berserah diri dan beribadah kepada-Nya semata.
“Dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah”, artinya: jauhkan serta bebaskan dirimu darinya dan orang-orang yang memujanya.
Beliaupun melaksanakan perintah ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun, mengajak kepada tauhid. Setelah sepuluh tahun itu, beliau dimi’rajkan (diangkat naik) ke atas langit dan disyari’atkan kepada beliau shalat lima waktu. Beliau melakukan shalat di Makkah selama tiga tahun. Kemudian, sesudah itu, beliau diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah.
Hijrah, pengertiannya, ialah: pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan Islami.
Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan ummat Islam. Dan kewajiban tersebut hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat.
Dalil yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu firman Allah ta’ala:
 “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan Malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri ,(kepada mereka) Malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini? Mereka menjawab: "adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Makah)". Para Malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu? Orang-orang itu tempat tinggalnya neraka Jahannam dan Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Kecuali mereka yang tertindas, baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan Allah adalah Maha Pema’af lagi Maha Pengampun.” (QS. An-Nisa’: 97-99).
Dan firman Allah ta’ala:
Hai hamba-hamba-Ku yang beriman!, sesungguhnya, bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku saja.” (QS. Al-Ankabut: 56).
Al Baghawi rahimahullah, berkata: “Ayat ini, sebab turunnya, adalah ditujukan kepada orang-orang muslim yang masih berada di Makkah, yang mereka itu belum juga berhijrah. Karena itu, Allah menyeru kepada mereka dengan sebutan orang-orang yang beriman.”
Adapun dalil dari sunnah yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Hijrah tetap akan berlangsung selama pintu taubat belum ditutup, sedang pintu taubat tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari barat".
Setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menetap di Madinah, disyari’atkan kepada beliau zakat, puasa, haji, adzan, jihad, amar ma’ruf dan nahi mungkar serta syari’at-syari’at Islam lainnya.
Beliau pun melaksanakan perintah untuk menyampaikan hal ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun. Sesudah itu wafatlah beliau, sedang agamanya tetap dalam keadaan lestari.

2. Al Baqarah

Muqaddimah Al Baqarah

Surat Al Baqarah yang 286 ayat itu turun di Madinah yang sebahagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijrah, kecuali ayat 281 diturunkan di Mina pada Hajji wadaa' (hajji Nabi Muhammad s.a.w. yang terakhir). Seluruh ayat dari surat Al Baqarah termasuk golongan Madaniyyah, merupakan surat yang terpanjang di antara surat-surat Al Quran yang di dalamnya terdapat pula ayat yang terpancang (ayat 282). Surat ini dinamai Al Baqarah karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil (ayat 67 sampai dengan 74), dimana dijelaskan watak orang Yahudi pada umumnya. Dinamai Fusthaatul-Quran (puncak Al Quran) karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang lain. Dinamai juga surat alif-laam-miim karena surat ini dimulai dengan Alif-laam-miim.

Pokok-pokok isinya:

1. Keimanan:
Dakwah Islamiyah yang dihadapkan kepada umat Islam, ahli kitab dan para musyrikin.

2. Hukum-hukum:
Perintah mengerjakan shalat; menunaikan zakat; hukum puasa; hukum haji dan umrah; hukum qishash; hal-hal yang halal dan yang haram; bernafkah di jalan Allah; hukum arak dan judi; cara menyantuni anak yatim, larangan riba; hutang piutang; nafkah dan yang berhak menerimanya; wasiyat kepada dua orang ibu-bapa dan kaum kerabat; hukum sumpah; kewajiban menyampaikan amanat; sihir; hukum merusak mesjid; hukum meubah kitab-kitab Allah; hukum haidh, 'iddah, thalak, khulu', ilaa' dan hukum susuan; hukum melamar, mahar, larangan mengawini wanita musyrik dan sebaliknya; hukum perang.

3. Kisah-kisah:
Kisah penciptaan Nabi Adam a.s.; kisah Nabi Ibrahim a.s.; kisah Nabi Musa a.s. dengan Bani Israil.

4. Dan lain-lain:
Sifat-sifat orang yang bertakwa; sifat orang-orang munafik; sifat-sifat Allah; perumpamaan-perumpamaan; kiblat, kebangkitan sesudah mati.

Penutup 
Kesimpulan Surat Al Baqarah ialah:

1. Menjelaskan beberapa hukum dalam agama Islam.
2. Mengemukakan beberapa perumpamaan.
3. Mengemukakan hujjah-hujjah.

Persesuaian surat Al Baqarah dengan surat Ali 'Imran

1. Dalam surat Al Baqarah disebutkan Nabi Adam a.s. yang langsung diciptakan Tuhan, sedang dalam surat Ali 'Imran disebutkan tentang kelahiran Nabi Isa a.s. yang kedua-duanya dijadikan Allah menyimpang dari kebiasaan.
2. Dalam surat Al Baqarah sifat dan perbuatan orang-orang Yahudi dibentangkan secara luas, disertai dengan hujjah untuk mematahkan hujjah-hujjah mereka yang membela kesesatan, sedang dalam surat Ali 'Imran dibentangkan hal-hal yang serupa yang berhubungan dengan orang Nasrani.
3. Surat Al Baqarah dimulai dengan menyebutkan tiga golongan manusia, ialah orang-orang mukmin, orang-orang kafir dan orang-orang munafik, sedang surat Ali 'Imran dimulai dengan menyebutkan orang-orang yang suka menta'wilkan ayat yang mutasyabihaat dengan ta'wil yang salah untuk memfitnah orang mukmin dan menyebutkan orang yang mempunyai keahlian dalam menta'wilkannya.
4. Surat Al Baqarah disudahi dengan permohonan kepada Allah agar diampuni kesalahan-kesalahan dan kealpaan dalam melaksanakan taat, sedang surat Ali 'Imrandisudahi dengan permohonan kepada Allah agar Dia memberi pahala atas amal kebaikan hamba-Nya.
5. Surat Al Baqarah dimulai dengan menyebutkan sifat-sifat orang yang bertakwa, sedang surat Ali 'Imran dimulai dengan perintah bertaqwa.

1. Al Faatihah

Muqaddimah Al Faatihah

Surat Al Faatihah (Pembukaan) yang diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat adalah surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap diantara surat-surat yang ada dalam Al Quran dan termasuk golongan surat Makkiyyah. Surat ini disebut Al Faatihah (Pembukaan), karena dengan surat inilah dibuka dan dimulainya Al Quran. Dinamakan Ummul Quran (induk Al Quran) atau Ummul Kitaab (induk Al Kitaab) karena dia merupakan induk dari semua isi Al Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya pada tiap-tiap sembahyang.
Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam sembahyang.

Surat ini mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi Al Quran, yaitu :

1. Keimanan:
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Diantara nikmat itu ialah : nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rab dalam kalimat Rabbul-'aalamiin tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuahn oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, maka didalam surat Al Faatihah tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin (hanya Engkau-lah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.

Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah, selanjutnya lihat no. [6].

2. Hukum-hukum:
Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.

3. Kisah-kisah:
Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian besar dari ayat-ayat Al Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa' (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin (orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Perincian dari yang telah disebutkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang lain.


Penutup 

Surat Al Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian dijelaskan perinciannya oleh ayat-ayat Al Quran yang 113 surat berikutnya.

Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Faatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.

Dibahagian akhir surat Al Faatihah disebutkan permohonan hamba supaya diberi petunjuk oleh Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.

BELAHAN JIWA

Jangan merajuk anakku
Jangan meminta
Karena setiap waktuku dari junjungnku
Adalah untukmu
Setiap baktiku pada junjunganku
Adalah padamu
Setiap helaan nafas dari junjunganku
Adalah juga padamu

Jangan merajuk anakku
Jangan menghiba
Tak terhitung segala peri kehidupanku
Tak terhingga bahagiaku olehmu
Penuhilah harapan atas pamrih cinta dan kasihku

Jangan merajuk anakku
Jangan bersimbah
Karena setiap cela dan marah
Adalah petuah
Sikapi dengan budi dan hikmah
Hormati dengan segala tingkah

Anakku..
Segala pintamu
Segala hibamu
Segala simbah peluh dan air matamu
Adalah rona warna jiwaku
Engkau anakku..
Anak-anak harapanku

Ayah_Bunda
(kudedikasikan untuk anakku tercinta)

CITA CENDALA

Dalam buta aksara baku
Mengertilah aku akan diriku
Dalam menguak tabir rahasia ilmu
Tiada mengenal batas waktu

Walau tiang penopang nampak rapuh
Selaksa harapan menyentak haru
Tengadah aku
Izah membayang menepis ragu
Saat rima hati gemuruh galau
Seluruh aku,berseru
Tergetar labirin oleh ramai gerutu
Bak sugesti ku simak tanpa jemu
Jika kasta tak mendulang tabu
Siapa nyana suatu waktu
Kumampu meretas jalan laju
Sebagai mahardika dalam khasanah ilmu

Kami Dengar dan Kami Taat

Rasulullah bersabda;
ما أسفل من الكعبين من الإزار ففي النار
“Pakaian yg menjulur hingga melewati mata kaki (isbal), 
maka tempat pelakunya adalah di neraka” (HR. Imam ukhari)
Rasulullah bersabda;  
“Tiga golongan yangg dihari kiamat tidak akan diajak bicara 
oleh Allah, Ia tidak akan melihat dan juga tidak akan mensucikannya 
adalah: orang yang menjulurkan pakaiannya hingga melewati mata kaki, 
orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya kepada orang dan 
orang yang menjual barangnya dengan sumpah palsu” (HR. Imam Muslim).

Syaikh Útsaimin berkata; “Kedua hadits ini dan yang semakna dengan
keduanya berisi pelarangan secara mutlak dan umum akan isbal
(menjulurkan pakaian hingga ke bawah mata kaki) baik karena sombong
ataupun karena sebab yang lainnya. Dan jika dilakukan karena kesombongan
maka dosa dan ancamannya tentu akan berlipat ganda”.

Ilmu Tauhid

Mendalami Ilmu Tauhid-Apakah ilmu tauhid itu? Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas pengokohan keyakinan-keyakinan agama Islam dengan dalil-dalil naqli maupun aqli yang pasti kebenarannya sehingga dapat menghilangkan semua keraguan, ilmu yang menyingkap kebatilan orang-orang kafir, kerancuan dan kedustaan mereka. Dengan ilmu tauhid ini, jiwa kita akan kokoh, dan hati pun akan tenang dengan iman. Dinamakan ilmu tauhid karena pembahasan terpenting di dalamnya adalah tentang tauhidullah (mengesakan Allah). Allah swt. Berfirman yang artinya :

"Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar, sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran." (Ar-Ra’d: 19)

Bidang Pembahasan Ilmu Tauhid
Apa saja yang dibahas? Ilmu tauhid membahas enam hal, yaitu:

  1. Iman kepada Allah, tauhid kepada-Nya, dan ikhlash beribadah hanya untuk-Nya tanpa sekutu apapun bentuknya.
  2. Iman kepada rasul-rasul Allah para pembawa petunjuk ilahi, mengetahui sifat-sifat yang wajib dan pasti ada pada mereka seperti jujur dan amanah, mengetahui sifat-sifat yang mustahil ada pada mereka seperti dusta dan khianat, mengetahui mu’jizat dan bukti-bukti kerasulan mereka, khususnya mu’jizat dan bukti-bukti kerasulan Nabi Muhammad saw.
  3. Iman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para nabi dan rasul sebagai petunjuk bagi hamba-hamba-Nya sepanjang sejarah manusia yang panjang.
  4. Iman kepada malaikat, tugas-tugas yang mereka laksanakan, dan hubungan mereka dengan manusia di dunia dan akhirat.
  5. Iman kepada hari akhir, apa saja yang dipersiapkan Allah sebagai balasan bagi orang-orang mukmin (surga) maupun orang-orang kafir (neraka).
  6. Iman kepada takdir Allah yang Maha Bijaksana yang mengatur dengan takdir-Nya semua yang ada di alam semesta ini.

Allah swt berfirman yang artinya :
"Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya." (Al-Baqarah: 285)

Rasulullah saw. ditanya tentang iman, beliau menjawab,
"Iman adalah engkau membenarkan dan meyakini Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan taqdir baik maupun buruk."(HR. Muslim).

Kedudukan Ilmu Tauhid di Antara Semua Ilmu
Kemuliaan suatu ilmu tergantung pada kemulian tema yang dibahasnya. Ilmu kedokteran lebih mulia dari teknik perkayuan karena teknik perkayuan membahas seluk beluk kayu sedangkan kedokteran membahas tubuh manusia. Begitu pula dengan ilmu tauhid, ini ilmu paling mulia karena objek pembahasannya adalah sesuatu yang paling mulia. Adakah yang lebih agung selain Pencipta alam semesta ini? Adakah manusia yang lebih suci daripada para rasul? Adakah yang lebih penting bagi manusia selain mengenal Rabb dan Penciptanya, mengenal tujuan keberadaannya di dunia, untuk apa ia diciptakan, dan bagaimana nasibnya setelah ia mati?

Apalagi ilmu tauhid adalah sumber semua ilmu-ilmu keislaman, sekaligus yang terpenting dan paling utama.
Karena itu, hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardhu ‘ain bagi setiap muslim dan muslimah sampai ia betul-betul memiliki keyakinan dan kepuasan hati serta akal bahwa ia berada di atas agama yang benar. Sedangkan mempelajari lebih dari itu hukumnya fardhu kifayah, artinya jika telah ada yang mengetahui, yang lain tidak berdosa. Allah swt. Berfirman yang artinya,
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah."(Muhammad: 19)

Al-Quran adalah Kitab Tauhid Terbesar

Sesungguhnya pembahasan utama Al-Quran adalah tauhid. Kita tidak akan menemukan satu halaman pun yang tidak mengandung ajakan untuk beriman kepada Allah, rasul-Nya, atau hari akhir, malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah, atau taqdir yang diberlakukan bagi alam semesta ini. Bahkan dapat dikatakan bahwa hampir seluruh ayat Al-Quran yang diturunkan sebelum hijrah (ayat-ayat Makkiyyah) berisi tauhid dan yang terkait dengan tauhid.

Karena itu tak heran masalah tauhid menjadi perhatian kaum muslimin sejak dulu, sebagaimana masalah ini menjadi perhatian Al-Quran. Bahkan, tema tauhid adalah tema utama dakwah mereka. Umat Islam sejak dahulu berdakwah mengajak orang kepada agama Allah dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Mereka mendakwahkan bukti-bukti kebenaran akidah Islam agar manusia mau beriman kepada akidah yang lurus ini.

Bagi seorang muslim, akidah adalah segala-galanya. Tatkala umat Islam mengabaikan akidah mereka yang benar -yang harus mereka pelajari melalui ilmu tauhid yang didasari oleh bukti-bukti dan dalil yang kuat- mulailah kelemahan masuk ke dalam keyakinan sebagian besar kaum muslimin. Kelemahan akidah akan berakibat pada amal dan produktivitas mereka. Dengan semakin luasnya kerusakan itu, maka orang-orang yang memusuhi Islam akan mudah mengalahkan mereka. Menjajah negeri mereka dan menghinakan mereka di negeri mereka sendiri.

Sejarah membuktikan bahwa umat Islam generasi awal sangat memperhatikan tauhid sehingga mereka mulia dan memimpin dunia. Sejarah juga mengajarkan kepada kita, ketika umat Islam mengabaikannnya akidah, mereka menjadi lemah. Kelemahan perilaku dan amal umat Islam telah memberi kesempatan orang-orang kafir untuk menjajah negeri dan tanah air umat Islam.

Macam-macam Pembagian Cabang Ilmu Agama Islam

  1. Ilmu Tauhid : Ilmu agama islam yang mempelajari iman dan taqwa kepada Allah, seperti keesaan Allah, nama-nama yang baik Allah (Asma'ul Husna), Sifat wajib dan mustahil Allah dan segala sesuatu yang berhubungan dengan ibadah kepada Allah.
  2. Ilmu Aqidah : Ilmu agama islam yang mempelajari tentang keimanan secara lengkap yaitu 6 rukun iman, lebih lengkapnya lagi keyakinan serta kepercayaan seorang muslim serta bagaimana menyikapinya dalam perbuatannya.
  3. Ilmu Fiqih : Ilmu agama islam yang mempelajari tata cara beribadah kepada Allah terutama menjalankan 5 rukun islam, seperti Sholat dan tata cara sholat yang benar, baik memenuhi rukun dan syarat sah sholat serta yang membatalkannya dan sudah masuk jadwal sholat untuk waktunya, rukun dan tata cara penyembelihan hewan dan berbagai tata cara yang lainnya sesuai syariah islam dalam menjalankan ibadah.
  4. Ilmu Akhlaq : Ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan cara berperilaku yang baik dan benar sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, membahas segala aspek kehidupan untuk adab dan sopan santun seperti yang diajarkan Rosulullah seperti adab makan minum, adab tidur, adab berperilaku terhadap orang tua dan tetangga serta kaum muslim yang lainnya.
  5. Ilmu Tajwid : Ilmu yang mempelajari bagaimana membaca Al Qur'an yang baik dan benar, seperti bentuk makhraj dan sifat huruf AlQuran yaitu izh-haar, idghaam, iqlaab, ikhfaa, qalqalah, waqaf dan madd.
  6. Ilmu Faraidh : Ilmu yang mempelajari hukum waris baik ketentuan maupun pembagian, seperti ketentuan dan pembagian warisan keluarga.
  7. Ilmu Mushtalahul Hadits : Ilmu dalam agama islam yang membahas derajat hadits yaitu apakah sebuah hadits shahih, hasan, dhaif atau mutawatir.
  8. Ilmu Alat : Ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah bahasa Arab, seperti membaca kitab gundul tanpa harakat. Cabang ilmu alat : Shorfun, Nahwu, Khottun, 'Arudl, Bayanun, Ma'ani, Qofiyatun, Syi'run, Isytiqoqun, Insyaau, Munadhoroh, Lughot.
  9. Ilmu Al-Quran / Ulumul Quran : Ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan Al Quran seperti segi keberadaan Al Quran sebagai Firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW untuk seluruh alam semesta, dan juga dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung dalam Al Quran. Cabang dari Ilmu Al Quran adalah ilmu tafsir, ilmu qira’at, ilmu rasmil Qur’an, ilmu I’jazil Qur’an, ilmu asbabun nuzul, dan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan mempelajari Al-Qur’an.
ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa daun dan buah
Pentingnya untuk mengetahui berbagai macam ilmu dalam agama islam, beberapa cabang ilmu agama islam diatas merupakan yang biasa kita pelajari dan temui bila ada yang kurang mohon ditambahkan dengan memberikan komentar. Semoga bisa bermanfaat untuk semuanya dan harapan agar setiap yang mampir dan membaca dapat mempelajari dengan baik dan benar segala cabang ilmu agama islam dengan baik dan benar setelah itu dapat mengamalkannya serta mendapatkan Ridho Allah., Amin.

Bahaya Ciri-ciri Orang Munafik Berdasarkan AlQuran Hadits

Munafik berasal dari bahasa Arab منافق munāfiqūn yang bisa diartikan sikap pura-pura mengikuti ajaran agama Islam dimana sebenarnya hatinya memungkirinya sehingga salah satu ciri-ciri orang munafik adalah menyembunyikan kebatilan dan menampakkan kebaikan.

Ciri-ciri Orang Munafik
Ciri-ciri Orang Munafik Berdasarkan AlQuran Hadits
Ciri-ciri Orang Munafik Berdasarkan Al-Qur'an
Mengawali membahas golongan orang-orang munafik berdasarkan Al-Quran dan Hadits maka sahabat belajar islam mari kita buka Al-Quran terlebih dahulu dan utamakan yang ada artinya, buka Surah Albaqarah ayat 1-20.
  1. Alif laam miim.
  2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
  3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
  4. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
  5. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
  6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.
  7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
  8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
  9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
  10. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
  11. Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan".
  12. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
  13. Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman". Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.
  14. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok".
  15. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.
  16. Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.
  17. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
  18. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),
  19. atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.
  20. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.
Dalam Surah Al Baqarah ayat 1-20 Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan 3 golongan manusia, yaitu :
  1. Orang-orang beriman dan bertakwa (Al Baqarah ayat 1-5)
  2. Orang-orang kafir (Al Baqarah ayat 6-7)
  3. orang-orang munafik (Al Baqarah ayat 8-20)
Lihat dan perhatikan dalam Surah Al Baqarah orang-orang beriman dibahas dalam 5 ayat pertama, lalu orang-orang kafir hanya 2 ayat saja dan untuk orang-orang munafik dibahas dalam Surah Al Baqarah sampai 13 ayat dari ayat 8 sampai 20. Ini betapa penting dan bahayanya golongan orang-orang munafik sampai baru pada Juz 1 Surah 2 setelah Al Fatihah, Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin menegaskan untuk memperhatikan dan supaya kita sebagai seorang muslim agar dapat menghindari berbagai sifat-sifat munafik.
Ciri-ciri orang munafik dari Surah Al Baqarah ayat 8-20 bisa kita lihat bersama dan ketahui, dalam Al Quran sebenarnya banyak sekali dapat kita temukan pembahasan tentang orang-orang munafik, seperti di dalam surat An-Nisa’[4] ayat 142-143, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan ciri-ciri orang munafik sebagai berikut :
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا(142)مُذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَلِكَ لَا إِلَى هَؤُلَاءِ وَلَا إِلَى هَؤُلَاءِ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ سَبِيلًا(143)
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (142) Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. (143).”
Ciri-ciri Orang Munafik Berdasarkan Hadits
Shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam semoga Allah, wahai Tuhanku muliakan oleh-Mu akan Muhammad dan akan keluargnya.  Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam haditsnya bersabda :
عن أبى هريرة رضى الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : أية المنافق ثلاث : اذا حدث كذب, واذاوعد أخلف, واذا آؤتمن خان
Artinya : Dari Abu Hurairah ra : Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, “ ada tiga ciri orang munafik, yaitu :
  1. Bila berkata ia berdusta
  2. Bila berjanji ia selalu ingkar
  3. Bila diberi amanat, ia berkhianat.
عن عبدالله بن عمر رضى الله عنهما : أن النبى صلى الله عليه وسلم قال : اربع من كن فيه منافقا خالصا, ومن كانت فيه خصلة منهن كانت فيه خصلة من النفاق حتى يدعها : اذا آؤتمن خان , اذا حدث كذب, واذا عاهد غدر , واذا خاصم فجر
Artinya : Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr r.a. : Rasulullah pernah bersabda,”siapapun yang memiliki empat sifat (karakteristik) ini adalah seorang munafik dan siapapun yang memiliki satu dari empat sifat ini ia akan mempunyai satu sifat kemunafikan sampai ia meninggalkannya;
  1. setiap kali diberi amanat, ia khianat
  2. setiap kali bicara, ia berdusta
  3. setiap kali berjanji, ia melanggar
  4. setiap kali berselisih, ia bersikap menghina, jahat dan ceroboh.
Jelas sekali bahwa bahaya munafik sangat berat hukumannya terutama dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti keterangan yang terkandung didalam Firman-Nya dalam Al-Quran Surah An-Nisaa 145 :

(إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا (١٤٥
Artinya : Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.

Sahabat muslim mari kita lebih mengenal Allah 'Azza Wa Jalla yang memiliki 99 Asma'ul Husna nama-nama yang baik lagi indah dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya serta Sifat Wajib Allah Tabaraka Wa Ta'ala. 
Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang Maha segala-galanya selalu melihat dan mengawasi setiap perbuatan kita baik yang nampak maupun yang tidak nampak terselip dalam hati kita, dan yakini bahwasanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengetahui setiap amal perbuatan kita setiap saat dimana saja berada sehingga kita merasa selalu diawasi serta agar bisa terhindar dari sifat-sifat golongan orang-orang munafik.

Belajar Islam

Belajar dasar-dasar agama islam
Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates